Skip to main content

Based on True Story

Aku masih ingat. Malam itu adalah malam sabtu. Aku dan 3 orang temanku yg ketiganya laki2 (dan ketiganya sudah lebih dulu berteman), sedang berdiri di depan gerbang kampus. (Aku lupa kami sedang nunggu apa disana) aku hanya ingat, kami berbincang dan bercanda. Hingga salah satu dari kami memulai pembicaraan yg (mungkin) terdengar serius bagiku. Diantara percakapan itu, aku menemukan sesuatu. Sesuatu yg kemudian merubah arah pikir dan pandang ku. Salah satu temanku (👦) membuat lelucon tentang hubungan asmara dari salah satu temanku yg lain (👨). Si 👦 menertawakan si 👨 karena setelah menyatakan cinta ke cewek idamannya, si 👨 malah memilih untuk menjauhi cewek itu. Aku bertanya kepada si 👨 apa itu benar. Dan temanku pun menjawab, ya. Saat aku bertanya kenapa, si 👨 pun menjawab, 'setidaknya dia tau kalau aku suka dia. Dan aku sudah bilang, kalau aku akan menjauhinya karena aku menyukainya. Aku harus bisa menjaga dia dari jauh.' Butuh waktu yg (cukup) lama buatku agar bisa mencerna perkataan temanku. Lalu aku bertanya lagi, 'terus sekarang si cewek kuliah dimana? Terus buat apa km bilang ke dia kalo km suka dia tapi ternyata ujung2nya km bakal menjauh?' Temanku pun menjawab, 'dia ada di fakultas yg sama dengan kita sekarang. Aku sudah bilang, kan? Setidaknya aku lega, dia sudah tau kalau aku suka dia. Urusan aku menjauh, itu memang caraku dalam mencintai seseorang. Aku akan menjaganya dari jauh.'
...
Malam itu. Aku punya pemahaman baru. Cara pandang baru. Bahwa mencintai tak harus selalu bersama, menghabiskan waktu berdua bersama, saling memberi kabar. Tapi mencintai bisa dalam diam, dari kejauhan, tanpa pernah berbicara. Yang jelas. Aku paham. Bahwa mencintai adalah urusan saling menjaga. Menjaga hati satu dan yg lain. Menjaga kebahagiaan berdua. Menjaga hubungan bersama.
...
Dan sekarang. Aku sedang berusaha. Mencoba. Untuk mencintai dalam diam.

Comments

Popular posts from this blog

Opinion : Bad Words and blah blah blah

Sometimes, remain silent is the best thing you can do --- Yak, setelah sempat hiatus beberapa waktu, akhirnya aku muncul lagi mengisi kesepian di blog ini~ Sebenernya, aku cuma lagi ingin meracau. Bukan, lebih tepatnya menyuarakan(?). Menyuarakan sesuatu yang belakangan waktu ini cukup menganggu ketenangan hidupku Disclaimer : yang akan ku tulis disini nyata yaa, tapi gak semuanya aku yang mengalami, but it still annoys me, a lot :)) --- I don't know how to start the story karena emang anaknya bukan tipe story teller yang baik wkwk Then, how if we start with the core??? I think it would be much better :)) Jadi, intinya...beberapa waktu terakhir, aku sedang berada di posisi berusaha untuk mengendalikan segala perkataanku. Niat awalnya adalah agar segala apa yang aku katakan adalah hal - hal yang memang baik dan (semoga) bermanfaat. Tapi, jika memang aku tidak berkata baik, setidaknya aku sangat amat berusaha untuk lebih hati - hati dalam menyusun setiap kalimat yan...

Ekonomi Pembangunan adalah...

hai hai haiii :3 finally can write again for this blog :3 sebenernya kalo ada yang kepo, aul kuliah dimana sih? fakultas apa sih? jurusan apa sih? kok kayaknya hebring banget sampe jadi jarang update blog.. that's the point! postingan kali ini sengaja dibikin buat semua pembaca setia blognya aul *emang ada? =))* khususnya buat adek adek yang udah sma dan butuh referensi pilihan jurusan buat kuliah, mungkin jurusannya aul bisa sedikit memberi pencerahan :3 so, here we go.. aul kuliah di salah satu universitas negeri di surabaya.. di fakultas ekonomi dan bisnis...jurusaaaaan Ekonomi Pembangunan Apasih Ekonomi Pembangunan? Jadi, ekonomi pembangunan itu bukan jurusan baru. Itu jurusan udah lama banget. Bahkan dedengkotnya FEB itu justru ekonomi pembangunan. Masa sih? Emang dulu namanya apa? Jadi..dulu itu nama dari jurusan ini itu banyak banget. pernah pake nama Studi Pembangunan  pernah juga jadi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan  sampe pada akhirnya jadi Ekonomi Pembangu...

Upgrading Myself (Ver 2.2.1) : Chroceting Class

"Pokoknya aku pengen bisa merajut" --- Sudah sekitar nyaris satu tahun terakhir ini, merajut menjadi salah satu hal penting yang harus bisa aku lakukan. Sebetulnya, keinginan bisa merajut itu sendiri bukan tanpa alasan. Aku punya alasan yang cukup kuat yang memang benar - benar mendorong aku untuk kekeuh berjuang bisa merajut. Tapi untuk yang ini, kita skip dulu ya. Karena di postingan kali ini, bukan itu yang mau dibahas. --- Setelah memutuskan untuk memasukkan merajut kedalam list skill yang aku harus mampu, aku langsung memberanikan diri untuk menceritakan salah satu keinginanku ini ke orang - orang terdekatku. Berdiskusi dan meminta saran tentunya. Termasuk meminta arahan tentang "bagaimana cara aku memulai?" dan kemudian didapati rata - rata jawabannya adalah "yasudah, coba ikut kursus aja" Karena memang niatnya bener - bener pengen banget bisa merajut, jadilah setahun terakhir aku juga berusaha mencari tahu tempat kursus merajut yang biaya da...