Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

#30 : Halo, apa kabar?

Halo kamu, apa kabar? Lama ya kita tidak bertukar kabar Sepertinya juga sudah lama sekali tidak ada kabar darimu yang aku dengar Baik-baik saja kah kamu disana? Sedang sibuk apa? Berbahagia dengan duniamu ya? Semoga yah Teman-temanmu bagaimana? Masih tetap menyenangkankah? Pasti seru ya bisa tumbuh menua bersama Ayah ibu dan adik-adikmu bagaimana? Sehat-sehatkah mereka? Semoga selalu bahagia bersama ya Halo kamu, apa kabar? Tidak inginkah kamu meluangkan waktu sebentar Hanya untuk sekedar bertukar kabar Aku masih menunggu disini dengan sabar Menunggu angin meniupkan berita tentang kamu yang sudah lama tak terdengar --- 9 November 2017 Masih dengan sabar menunggu kabar

#29 : Kangen

"Aku kangen," ujarku kepada beberapa teman dekatku. Jelas pasti mereka langsung bertanya, kepada siapa rasa rindu yang tidak tahu waktu ini ku tujukan. Ku hanya diam. Pertanda bahwa seharusnya itu bukanlah pertanyaan yang perlu ku jawab, karena memang mereka sudah tentu tahu kepada siapa rindu ini tertuju. "Coba cari kesibukan, biar gak kepikiran," mereka masih berusaha memberiku saran. Aku hanya mampu mengiyakan, meski tahu itu pun terkadang juga tidaklah mempan. Ku coba untuk mencari cara, agar bisa terbebas dari rindu yang luar biasa. Tanpa perlu memberitahumu, tentunya. Teringat perkataanmu bahwa doa adalah obat paling tepat untuk segala macam jenis permasalahan. Ku coba memejamkan mataku sejenak, berusaha mengikuti saranmu. Berhasil. Mungkin. Atau lebih tepatnya sedikit berhasil? Ntahlah. Karena sesudahnya aku merasa bisa sedikit agak lega. --- Surabaya, 8 November 2017 Menutup hari dengan rasa rindu yang masih menggelayut di hati

#28 : Terimakasih

Selasa, 7 November 2017 --- "Gapapa lelah, yang penting jangan lupa buat terus berdoa yah." Ku baca pesan dari salah satu orang yang paling aku sayang. Pesan yang berusaha untuk membangkitkan semangatku hari ini. "Ya, ma." Singkat ku balas pesan itu. Dalam hati aku hanya bisa mengucap syukur, tanpa henti. Terlahir di lingkungan orang-orang yang tidak pernah lelah menyemangati. Ku coba mengingat lagi, sudah sejauh mana aku berlari. Mengingat orang-orang yang selalu ada dan tidak pernah pergi. Mencoba mengingat yang selalu datang menyemangati dan menemani. Terimakasih banyak. Untuk yang sudah datang dan tidak pernah pergi. Untuk yang selalu ada dan terus menyemangati. Sekali lagi, aku berjanji dalam hati, berusaha untuk memberi yang terbaik. Semoga doa yang kita panjatkan bersama tidak akan mengkhianati. --- Jakarta, pasca hujan di malam hari

#27 : Malam Ini

Malam ini, seharusnya aku sudah beres bersiap semenjak tadi. Tapi faktanya, lagi lagi sebagian dariku masih belum lah rela untuk mengangkatkan kaki. "Ayo kak," berkali sudah mamaku mengingatkan. Pun ntah sudah berapa kali juga aku hanya mengiyakan, tanpa beranjak dan melaksanakan. "Udah sejauh ini loh, inget lagi kenapa kemaren mau memulai semuanya," batinku mengingatkan diri sendiri. Dengan harapan bisa sedikit memotivasi diri ini. Ku langkahkan kakiku, bergegas mengambil air wudhu. Setelah ku tuntaskan kewajibanku, baru ku mulai yang seharusnya bisa sedari tadi selesai. Sambil kembali mengingat apa yang perlu dan wajib, memilah yang penting dan tidak. "Padahal cuma sebentar ya," batinku. "Udah enteng aja sekarang," masih dalam edisi berbicara pada diri sendiri. Malam ini aku kembali. Kembali meluruskan apa yang harus diupayakan. Karena lagi lagi aku teringat, ada banyak sekali yang sudah menunggu untuk dibahagiakan. Semoga aku berhasil me

#26 : Aku Rindu

"Aku rindu." Seketika aku mengetikkan pesan untuk lekas ku kirim, pada satu nama yang akhir akhir ini sering mengganggu hariku. Lekas ku cari namanya dalam daftar temanku. Tapi kemudian aku terdiam. Berpikir sejenak sembari menghela napas panjang. Berpikri ulang untuk mengurungkan niat mengirim pesannya. "Nanti malah ganggu," pikirku. Segera aku hapus lagi pesan yang sudah siap untuk dikirim tersebut. Menahan rasa yang sudah tidak tahu sejak kapan munculnya. Ku pejamkan mataku. Mencoba untuk perlahan mengeja namamu dalam diamku. Berharap ada sesuatu yang bisa sampai padamu meski tanpa ku beritahu. "Halo, aku rindu," begitu pesan yang ku terima darimu. Ntah bagaimana, cara ini bisa selalu berhasil untuk kita. Lucu memang, tapi aku bahagia. Tidak masuk akal mungkin, tapi biarlah aku tak peduli. --- 5 November 2017 Surabaya, dengan perasaan rindu yang menunggu untuk sebuah temu

#25 : Bawa Aku Pulang

" Karena perempuan hanya tentang dua hal; perasaan dan kepastian " --- Rupanya benar, aku tidaklah sekuat yang pernah kita kira Padahal ini belum setengah jalan, bahkan belum apa apa Tapi, rasanya aku sudah ingin menyerah saja Bagaimana bisa, seseorang menjadi kuat jika tidak ada yang menguatkan? Bukankah salah satu alasan penting seseorang tetap berdiri menghadapi terpaan ombak yang sangat kencang adalah karena ia tahu, bahwa ia tidaklah berjuang sendirian? Kemudian bagaimana jika ia bahkan tidak pernah mendengarkan pun merasakan dukungan untuk bertahan? Mungkin, melangkah mundur dan merapuh adalah satu satunya jalan "Aku titipkan melalui doa" katamu. Bahkan, aku pun tak merasakan hadirmu, atau mungkin jangan jangan memang bukan aku yang tertulis sebagai jawaban dari doa doa mu? Aku lelah. Boleh ya aku menyerah? Selamat berjuang, semoga engkau lekas tiba di rumah --- 4 November 2017 Malam hari, dalam perasaan tersesat dan tau arah pulang

#24 : Aku Harus Memilih

" Ada yang lebih menyedihkan daripada menunggu. Adalah mereka mereka yang saling menunggu tapi tidak saling tahu " --- Hari ini lagi lagi aku dibuat bimbang oleh suara suara sumbang dalam pikiranku sendiri Diam diam sebagian dari aku menghasut untuk pergi, tapi sebagian lagi menyuarakan agar tetap tinggal "Lepaskan, kalau memang dia kan pasti akan selalu menemukan jalan" bisik suara yang menyuruhku untuk pergi "Yakin mau pergi? Segini saja kah mampumu?" Sebagian dari aku yang masih ingin terus mempertahankan Sungguh, tidak ada yang lebih gambling dari menunggu. Tentang setiap keputusan yang diambil tanpa pernah tau resiko dari hasil akhir. Tentang kemana kaki ini akan melangkah dan menerka nerka setiap rasa yang ada Lalu sekarang aku harus bagaimana? Haruskah aku melangkah? Atau tetap diam disini saja? --- Surabaya, dalam kondisi merindukan yang tidak tahu kapan dapat dipertemukan

#23 : Surat Terbuka

Teruntuk satu nama yang tidak pernah membuat kecewa, Aku ingin berbicara, Tapi ku mohon berjanjilah, bahwa malam ini kita tidak boleh ada yang marah. Bagaimana? Aku hanya ingin menyampaikan apa yang memang seharusnya didengarkan. Tapi jangan lupa ya, tetap harus sesuai perjanjian. Setuju? Aku ini hanya tidak ingin menjadi durhaka, Apapun akan ku lakukan hanya demi melihat engkau menjadi bahagia, Karena aku tau, bahwa dengan begitu aku bisa dapat hadiah surga. Tapi, perbedaan jalan pikiran kita berdua kadang membuat itu semua menjadi sulit untuk terlaksana. Terlebih lagi seperti yang sudah kita alami beberapa hari terakhir. Aku hanya ingin bersuara, Memang, aku ini pandai mempertahankan apa yang sudah kuyakini ada, Bukankah begitu engkau mengajariku dahulu? Tapi, ketidak inginanmu untuk mengerti mauku kali ini, itu yang membuat aku sedikit bersedih. Teruntuk yang selalu menyebutku dalam setiap doanya, Ku mohon kali ini mengertilah, Ego kita hanya sedang tidak bisa menj

#22 : Untuk Kamu

" Karena terkadang kita hanya terlalu gelisah memikirkan hal yang belum tentu akan menjadi nyata " --- Ada hal yang seketika mengusik pikiranku sore ini. Dalam perjalanan menuju pulang, seketika bayanganmu muncul begitu saja, membawa semua kemungkinan yang bahkan belum tentu akan terjadi "Kamu cuma lagi kangen mungkin," ucapku pada diri sendiri. Terdiam aku. Hanya bisa menikmati sosokmu yang seketika muncul dalam ingatanku. Ya, mau bagaimana lagi. Segala jarak yang ada saat ini, membuat kita mau tidak mau harus mengalah. "Nanti, kalo udah ketemu lagi aku mau main main sepuasnya," batinku lagi. Belum sempat aku membayangkan keseruan antara pertemuan kita yang ntah kapan bisa menjadi nyata. Seketika pikiran lain datang seolah ingin merusak segala wujud bahagia. "Nanti....kalau misalkan......" ujarku dalam hati, tidak berani melanjutkan karena kemungkinan ini sungguh menakutkan untuk ku bayangkan saat ini. Aku memilih diam. Menikmati angin j

#21 : Sekarang Bagaimana?

Kali ini apalagi? Padahal sudah setengah jalan, tapi sekarang kenapa malah mau berhenti? Jadi sesungguhnya apa yang kamu cari? Coba diingat ingat lagi sudah sejauh mana km berlari? Coba diingat ingat lagi sudah sebanyak apa perjuanganmu sejauh ini? Bukankah kamu sendiri yang berkata bahwa tidak akan ada hal baik yang datang tanpa perjuangan? Lalu sekarang mengapa kamu justru tergoyahkan? Ini semua bahkan belum bisa dikatakan langkah besar sebuah perjuangan, dan kamu memilih untuk menyerah? Sudah kah? Segini saja kah? Semua keputusan ada padamu, coba dipikir pikir dulu Jangan terburu buru, nanti hasilnya jadi ragu ragu --- Jakarta, akhir bulan November 2017 Ditengah keraguan dalam perjalanan menuju perjuangan

#20 : Ada yang Hilang

Jakarta, 30 Oktober 2017 --- Aku datang lagi, masih dengan tujuan yang sama lagi. Hanya saja rasanya sudah tidak seperti kemaren lagi. Seperti ada yang hilang. Ada yang kurang. Mungkin karena aku sudah tidak lagi menggebu untuk menjadi pemenang? Atau mungkin karena kali ini aku tahu bahwa kali ini ada sebagian dari diriku yang tidak ikut bersamaku? Biar nanti semuanya terjawab sendiri. Yang pasti, sekarang tugasku adalah menjadi lebih giat lagi. Terus membenahi diri untuk menuntaskan semua yang sudah terlanjur dimulai. Semoga semua doa dan upaya tidak akan mengkhianati. --- Menuju malam, penutup hari yang cukup melelahkan

#19 : Ijinkan Aku menjadi Lelah

Halo semesta, hari ini aku mau sedikit bercerita. Hari ini aku sungguh lelah. Boleh ya aku sedikit berkeluh kesah? Ntah kenapa juga aku merasa lelah, padahal mungkin jika ditelaah sesungguhnya tidak sedang terjadi apa apa. Mungkin karena aku sedang tidak dalam kondisi baik, jadi hatiku ikut ikutan jadi mudah berbolak balik? Ntah. Yang ku tahu aku sekarang hanya bisa berserah. Berpasrah juga tentunya. Aku hanya tidak ingin membuat kecewa. Itu saja. Tapi ternyata sepertinya aku salah. Berusaha untuk tidak membuat kecewa ternyata tidak semudah yang aku kira. Ada banyak cucuran keringat dan air mata yang harus tercurah. Ada ratusan bahkan ribuan doa doa yang harus dipanjatkan di setiap waktu waktunya. Sepertinya itu yang membuatku lelah. Ingin merasa berguna agar ada banyak orang yang bahagia. Tapi ternyata itu tidak sederhana. Doakan aku semoga bisa terus kuat berusaha. Mengejar apa yang memang sudah sepantasnya untuk dikejar. --- 29 Oktober 2017 Dalam perjalanan menuju perjuangan

#18 : Berusaha untuk Berserah

" Tidak ada satu hal pun yang terjadi di dunia ini luput dari kuasaNya. Bahkan daun yang jatuh pun tak lepas dari kehendakNya " --- Sungguh benar apa yang selama ini orang bilang. Bahwa sesungguhnya kita semua hanyalah makhluk makhluk yang pandai berencana. Sampai sampai kadang terlupa bahwa setiap rencana kita masih menunggu persetujuan dari Sang Maha Berkehendak. Hari ini aku tersadar, bahwa sebaik baik apapun rencana yang sudah disusun, jika memang Allah takdirkan untuk tidak, maka jadilah tidak. Pun jika kita sudah menyusun strategi untuk mengelak, jika Allah tetapkan untuk terjadi, maka terjadilah. Kita ini apa? Hanya hamba hamba yang harusnya pandai menerima. Menerima segala keputusan Sang Maha Kuasa. Namun kadang kita lupa akan itu semua. Terlanjur berharap dan kemudian merasa terlalu kecewa. Bahkan bisa jadi merasa teramat sedih saat apa yang terjadi diluar dari rencana dan ekspektasi. Mungkin kita perlu sering sering mengingat, bahwasanya Sang Kuasa tak akan pe

#17 : Belajar pada Jarak

" Karena jarak adalah sebenar benarnya pelajaran untuk dua manusia yang sedang menguji perasaan " --- Agaknya benar memang kata orang, bahwa menjalani suatu hubungan dengan jarak jauh tidaklah semudah yang dibayangkan Ada permasalahan permasalahan yang memang terkadang tidaklah cukup untuk diselesaikan bila hanya dengan perbincangan tanpa tatap Terlalu banyak rindu rindu yang tumbuh dari hati para manusia manusia pengabdi gengsi yang hanya bisa luruh dengan sebuah temu Banyak cerita yang selalu ingin disampaikan dengan bertatapan, bukan hanya sekedar dari layar telefon genggam Namun, sesungguhnya pula adanya jarak dalam suatu hubungan tidaklah seburuk yang kita duga Ada rasa sabar yang sedang benar benar diuji oleh ratusan jarak yang sedang membentang Ada pelajaran untuk bisa menghargai betapa pentingnya sebuah waktu dan sebuah temu Ada rasa saling percaya yang diam diam harus ditanamkan pada mereka para pejuang hubungan jarak jauh Semoga yang sedang merindu dan sul

#16 : Memperbaiki Niat

26 Oktober 2017 --- "Ini udah jam brp ya?" Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, aku berusaha berjalan menengok jam kecil di atas meja belajarku untuk memastikan waktu. "Udah mau jalan setengah hari aja sih. Padahal belum ngapa ngapain," batinku. Ku langkahkan kaki untuk membasuh mukaku. Dengan harapan bisa jadi lebih semangat dalam memulai hariku. Tapi ternyata aku keliru. Sesaat setelah membasuh muka ku, ku langkahkan kakiku kembali ke tempat ternyaman di rumahku. Ku dapati diri ini justru semakin tidak karuan rasanya ingin memejamkan mata saja. Padahal dalam hati sudah niat untuk menunaikan sebuah kewajiban. "Kenapa ya kok susah banget" ujarku dalam hati. Ku coba membuka aplikasi pemutar video online di smartphone ku. Ku putar satu video random yang muncul di berandanya. Rupanya video ceramah, "baguslah, semoga bisa memberi pencerahan untuk aku," kataku pada diriku sendiri. "Kalau mau bisa lancar ngapa ngapain, jangan lupa

#15 : Ujian Kesabaran

" Kamu tau kenapa sabar itu terasa berat? Karena hadiahnya surga " --- Sabar; satu kata, terlihat mudah sepertinya, eh tapi ternyata susah dijalaninya... Terlalu banyak dari kita yang dengan mudahnya mengingatkan orang lain untuk menjadi sabar, padahal tanpa disadari terkadang dirinya sendiri pun masih sulit untuk menerapkan. Terlalu banyak jenis macam ujian dan cobaan untuk bisa lolos seleksi kesabaran. Ujiannya tidak pernah menentu kapan, pun tidak ada yang pernah tau munculnya darimana. Padahal, seandainya diri ini bisa dengan mudahnya mengendalikan emosi, mungkin menjadi sabar bukanlah lagi hal yang tidak mungkin terjadi. Andai saja diri ini selalu teringat bahwa hadiah dari sabar adalah surga, mungkin semua ujian yang dihadapi tidaklah akan terasa susah. Mungkin, diri ini masih perlu sering sering mengingat firman-Nya mengenai hadiah hadiah yang akan didapatkan oleh mereka mereka yang mau bersabar agar bisa lekas lulus ujian kesabaran. --- Surabaya, 25 Oktober 2

#14 : Bahagia Sederhana

Ada bahagia yang muncul secara sederhana Tanpa pernah diminta Tanpa pernah diduga Kabar dari kamu, misalnya Ada bahagia yang muncul secara sederhana Terbungkus dalam hal yang biasa Tapi bisa membuat hati menjadi gembira Tahu bahwa kamu sedang baik baik saja disana, contohnya Ada bahagia yang muncul secara sederhana Muncul secara tiba tiba Tanpa pernah bisa diraba sebelumnya Mendengar suara tawamu, salah satunya Ada bahagia yang muncul secara sederhana Semua hanya tergantung bagaimana kita memaknainya Semoga ini semua bisa bertahan lama --- 24 Oktober 2017 Surabaya, dalam memaknai kebahagiaan kebahagiaan yang sederhana

#13 : Teguran

23 Oktober 2017 --- "Yasudah nduk, gapapa. Jangan sedih terus begitu. Toh kamu perempuan" ujar beliau saat itu, masih berupaya menenangkanku yang sedang merasa terpukul oleh keadaan. Aku hanya mengangguk, sambil sesekali mengusap air mataku yang ntah kenapa rasanya sulit sekali untuk berhenti saat itu. Sesungguhnya, mendengar wejangan itu membuat separuh dari perasaanku menjadi tenang. Seakan membuatku kembali ingat bahwa kewajibanku nanti sebagai perempuan adalah untuk taat pada suami dan menjadi madrasah utama bagi salih dan salihah ku kelak. Tapi, ada satu suara kecil yang mengusik ketenanganku saat itu. Suara suara yang munculnya dari salah satu sudut hatiku. Suara suara yang sedang berusaha untuk berontak, berusaha ingin sedikit membantah pendapat tersebut. Suara suara yang menganggap bahwa aku, perempuan, mempunyai hak yang sama untuk bermimpi menjadi hebat. Namun yang bisa ku lakukan saat itu hanya terdiam. Sambil menikmati pertempuran yang terjadi dalam batin da

#12 : Kamu Dimana?

Kamu dimana? Ku cari kau di gelapnya malam, tetap tak ku dapati Ku coba terus mencari di sepinya malam di ibukota, masih tak mampu ku temui Kamu dimana? Ku tunggu kau ditengah teriknya sinar matahari pagi, tapi kau tetap saja tak datang Ku coba sabar menanti di tempat yang sudah kita pernah sepakati, lagi lagi tetap tak dapat ku dapati Kamu dimana? Perempuan kecilmu ini sudah merindu.. Bukan maksud hati lelah menunggu Hanya saja, aku ingin lekas segera bertemu Memegang lagi tangan yang sudah jauh Bercerita segala bahagia dan pilu Kamu dimana? Kau bilang tidaklah lama Tapi ini semua apa? Yang mampu ku lakukan kini hanyalah memanjatkan doa, agar kau tetap bahagia Kamu dimana? Satu hal yang masih ku yakini sampai detik ini Kemanapun kau pergi, diri ini masih akan terus jadi tempat kembali --- 22 Oktober 2017 Menuju tengah malam, penuh dengan kerinduan

#11 : Refleksi Diri

21 Oktober 2017 --- "Aku pengen bahagia, kayak dia" ujarku saat itu. "Kamu tau darimana kalo dia bahagia? Kalian ini lucu ya" Jawaban yang ku dengar dari salah seorang teman dekat kami saat itu seketika membuatku terdiam sejenak. Seketika membuatku berpikir bahwa ada yang selama ini keliru. Cara kita menilai kebahagiaan orang lain, belum tentu lah benar. Ada yang terlihat baik baik saja dalam menjalani hidupnya, padahal nyatanya ada luka yang amat dalam yang sedang diam diam ia sembunyikan. Ada yang terlihat tetap bahagia dalam menjalani hidupnya, padahal sesungguhnya ada perasaan rindu yang teramat sangat yang sedang dicoba untuk diredam. Ada yang terlihat tetap tenang dalam menghadapi segala ujian, padahal hatinya tidak bisa berhenti untuk tidak merisaukan semuanya. Seketika aku teringat perkataan salah seorang ustad dalam suatu kajian, "Sungguh kita ini hanya mampu melihat, tapi tidak Maha Melihat. Kita semua hanya mampu mendengar tapi

#10 : Ijinkan Aku Meracau

20 Oktober 2017 --- Terbangun masih dalam kondisi "belum siap memulai" Bukan karena memang benar-benar belum siap, tapi lebih kepada.....belum ingin siap untuk memulai. Setengah hatiku berkata dan mengingatkan untuk bergegas. Sedangkan bagian lainnya membisikkan kemungkinan-kemungkinan lain yang bahkan belum tentu bisa menjadi kenyataan. Berhenti sejenak. Ku pandangi sekitarku. Berusaha mengambil keputusan, kiranya kata hati ku yang mana yang harus ku ikuti. Ternyata aku gagal. Pagi ini, aku gagal mengambil keputusan. Kubiarkan kegamanganku menetap dalam hatiku, mengusik perasaanku, mengganggu aktivitasku seharian tadi. Bagaimana bisa aku memilih, antara dua hal yang tidak sepantasnya menjadi pilihan. Karena buatku, dua hal ini berhak untuk menjadi yang utama, bukan pilihan. Lelahku hari ini tidak mengenai fisikku. Tapi lebih kepada hati dan pikiranku. Jika sudah begini, aku harus bagaimana lagi? Haruskah aku membelah diri? Andai saja hidup ini bisa k

#9 : Ayo Berdoa

" Ada satu upaya yang bisa kamu perjuangkan untuk merubah takdir; dengan berdoa " --- Hari itu, aku sudah pasrah. Rasanya diri ini sudah ingin berserah saja. Merasa bahwa sudah melakukan usaha paling maksimal dan tinggal menunggu keajaiban. Ku buka salah satu aplikasi pemutar video online yang ada di smartphone ku. Muncul satu judul video yang sesuai dengan keadaanku saat itu. "Hal yang bisa merubah takdir" Ku tekan tombol play sambil berusaha menenangkan diri, ku dengarkan video itu dengan posisi ternyamanku. "Kalau kita mau sesuatu, doa. Doa. Doa. Doa. Allah tuh Maha Dengar. Allah tuh Maha Baik, Maha Mengabulkan. Jadi, kalo ada apa apa, doa, doa, doa. Minta sama Allah" Kurang lebih begitu kalimat yang diucapkan oleh salah seorang ustad di video itu. Kalimat itu juga yang seketika membuat diriku tersadar. Bahwa masih ada satu usaha yang belum maksimal ku kerjakan. Berdoa. Meminta sama Yang Maha Memberi. Lekas setelah video itu berhenti, ku

#8 : Ayo Minta Maaf

" Tiga kata kunci ajaib yang perlu untuk selalu diucapkan adalah Tolong, Maaf dan Terimakasih " --- Bagi sebagian orang, meminta maaf adalah hal yang biasa dilakukan apabila telah berbuat kesalahan. Namun, bagi sebagian yang lain, meminta maaf adalah pekerjaan yang sangat amat berat untuk dikerjakan. Kenapa bisa demikian? Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah rasa gengsi yang tinggi. Karena adanya rasa gengsi yang tinggi dapat menimbulkan penyebab seseorang menjadi ragu untuk meminta maaf saat tau bahwa dirinya telah berbuat salah. Sedangkan faktor lain dari seseorang enggan meminta maaf adalah karena dirinya merasa bahwa kesalahannya juga pasti akan termaafkan dengan sendirinya. Serta masih banyak faktor lain yang membuat seseorang menjadi berat sekali untuk mengucapkan maaf atas kesalahannya. Padahal, berdasarkan symmetry counseling dijelaskan bahwa meminta maaf atas kesalahan yang telah kita perbuat itu sangatlah pen

#7 : Menghitung Nikmat

17 Oktober 2017 --- Hari ini aku ingin mencoba berbagi. Berbagi sedikit cerita yang baru saja ku alami. Ku awali hari ini dengan normal, bangun tidur kemudian melakukan tugas yang seharusnya dibereskan dan segera aku bergegas berangkat bekerja. Hingga hari hampir senja, semua berjalan baik-baik saja. Tidak ada yang istimewa. Bahkan membuatku ingin lekas pulang ke rumah. Tapi semua jadi berbeda saat tiba tiba dengan kuasaNya aku dipertemukan dengan sepasang orang yang istimewa. Luar biasa istimewa. Seketika membuatku kembali ceria. Sepasang suami-istri datang menghampiriku. Awalnya ku kira hanya akan bertanya sesuatu. Dan dugaanku benar. Tapi tidak, mereka tidak sepertiku, tidak seperti kamu. Mereka, sepasang yang "istimewa" Aku berusaha untuk tetap tersenyum dan menjadi baik. Sambil sesekali aku melihat mereka bercanda berdua, menggunakan "bahasa" yang aku tidak tahu apa maksudnya. Mungkin saja bisa jadi menertawaiku, ya? Haha tapi apalah pedu

#6 : #ayojadibaik

" Boleh jadi kau membenci sesuatu padahal ia sangat baik bagimu dan boleh jadi pula kau menyukai sesuatu padal ia amat buruk bagimu " --- Ada yang dulunya mati-matian menghindar dengan berbagai alasan. Mulai dari tidak siap sampai alasan belum dapat hidayah. Bahkan kadang, ada yang sampai ketakutan. Ada yang dulunya bilang kalau tidak akan. Tapi akhirnya hatinya luluh dan mau menggunakan. Bahkan bisa lebih jauh menyempurnakan. Ada yang sudah di jalan yang benar, tapi tidak lama ternyata tergoda. Kembali menghindar, dengan berbagai alasan (lagi). Mulai dari terpaksa hingga karena sudah tidak suka. Apalah kita ini. Hanya seorang hamba. Hamba dari yang Maha Kaya. Yang Maha Baik. Yang Maha Membolak Balik Hati. Bisa jadi hari ini kita benci, tapi siapa yang bisa jamin hari esok? Bisa jadi lagi hari ini kita mengaku suka, tapi siapa yang berani memastikan tentang besok? Tugas kita hanya terus berjalan dan berproses. Menuju lebih baik, semoga. Sambil terus berupay

#5 : Jeda

" There's no such thing as perfect people. There's no such thing as a perfect life. So come as you are, broken and scarred. " --- Jika sekarang kamu sedang merasa lelah, maka istirahatlah. Karena memutuskan untuk istirahat sejenak, mengambil jeda, bukanlah sebuah dosa. Jika sekarang kamu sedang kehilangan arah, maka duduklah sebentar. Karena memutuskan untuk mengambil jeda sebelum melanjutkan perjalanan, bukanlah sebuah kesalahan. Jika sekarang kamu sedang merasa banyak kurang, maka menepilah, sebentar untuk mengambil jeda. Karena tidak ada satupun yang tertakdir untuk menjadi sempurna, sekeras apapun kamu mau mencoba. Karena memiliki kekurangan adalah suatu kewajaran. Tidak ada yang tertakar sempurna dalam hidup ini. Menjadi tidak sempurna bukanlah hal yang salah. Lebih baik memutuskan untuk sejenak mengalah sebelum kembali melangkah. Daripada berkeras dan kemudian kehilangan arah. Ayo, kembali berbenah. --- 15 Oktober 2017 Dari dia yang hidupnya penuh drama

#4 : Terimakasih Sudah Menjadi Baik

" Salah satu nikmat dalam hidup yang sering terlupakan; memiliki teman teman baik yang selalu bisa mengingatkan " --- " Pukul berapa ini " pikirku. Lekas ku ambil telepon genggamku untuk memastikan sisa waktu di malam ini. Ku lihat waktu di layar hp ku sudah menunjukkan angka 22. " Sudah jam segini ternyata " batinku lagi. Segera ku buka salah satu aplikasi messanger ku. Ku ketikkan sebuah nama, nama seorang teman lama yang memang sudah langganan menjadi tempatku cerita. Khususnya masalah agama. " Aku rindu diriku yang dulu " begitu pesan yang ku kirim pada temanku. Tak perlu menunggu lama, jawaban darinya lekas ku terima. " Maksudmu bagaimana? " Tanyanya. Dia takut salah menafsirkan, sepertinya. " Aku rindu, aku rindu diriku yg bisa dekat dengan Sang Maha Dekat " jawabku cepat Selang beberapa menit, ku terima jawaban darinya. Jawaban yg membuatku justru bertanya tanya. Karena yg ku dapati hanyalah sebuah

#3 : Selamat Ulang Tahun

" Because age is just a number, it doesn't implies your maturity " --- Bagi sebagian orang, ulang tahun mungkin bukanlah momen yang berkesan. Bahkan mungkin, tidak pernah ditunggu. Tapi aku tau, hal itu tidak berlaku bagi kamu. Ntah ini sudah ucapan selamat ulang tahun ke berapa yg aku ucapkan untukmu sejak awal kita berteman. Ku harap kamu tidak pernah bosan, hehe. Kali ini, aku sengaja tidak memberi ucapan seperti biasa. Karena aku tau, kita sedang tidak baik-baik saja. Iya, biar beda. Aku tau kamu pasti mengira aku lupa. Tapi kamu salah. Bagaimana bisa aku lupa tentang harimu yang istimewa. Hari yang juga membuatku bahagia. Selamat ulang tahun! Seperti yang banyak orang bilang, semoga panjang umur dan sehat selalu. Sekali lagi, selamat atas bertambahnya usia! Semoga tidak hanya menua, tapi bisa jadi jauh lebih dewasa. Semoga tidak hanya menua tapi juga bahagia. Aku hanya mampu mengirim doa-doa terbaik dari tempatku. Semoga kau bersedia mengamini dari p

#2 : Pulang

"Merantaulah, agar kamu tau untuk apa dan siapa kamu pulang" --- 12-10-2017 Hari ketiga di ibu kota Terbangun dalam kondisi langit Jakarta yg masih belum tersentuh subuh, membuat aku terbangun dalam keadaan setengah "penuh". Segera ku ambil air wudhu untuk mengalahkan rasa kantukku. " Akhirnya " batinku. Iya, cuma tiga hari merantaunya. Tapi, hati ini luar biasa rasanya kangen rumah. " Belum apa apa juga " batinku yg lain menimpali. Tapi sungguh rasanya benar benar sudah rindu, tidak sabar untuk bertemu, ntah siapapun itu. Mungkin, tidak sabar bertemu kamu, hehe. Setelah sarapan aku coba untuk belajar sekali lagi. Belajar dengan setengah hati. Karena setengahnya lagi sudah tak tau lah, sudah tak terkendali. Ku kemasi lagi barang-barangku. Dengan senyum senyum sendiri tanpa tujuan pasti. Ku lihat lagi ruangan mungil yg menenangkan, sebagai saksi aku berjuang tiga hari ini. " Semoga bisa ketemu lagi ya " ujarku dalam hati, s

#1 : Selamat pagi, Jakarta

Selamat pagi, Jakarta Akhirnya kita berjumpa lagi, tapi kali ini aku datang sendiri Aku datang dengan membawa sebuah harapan yang semoga bisa jadi kenyataan Selamat pagi, Jakarta Ini bukan yg pertama kalinya, tapi ntah kenapa aku merasa bahagia Rasanya seperti rindu yang terbayar lunas dengan temu Padahal juga kondisimu masih saja sama Baru saja tiba, sudah disambut oleh lautan manusia yang ntah sedang mencari apa Menuju jalanan dan disambut oleh ratusan kendaraan pejuang kehidupan Perjalanan panjang di jam jam orang orang kantoran pulang Selamat pagi, Jakarta Daridulu kau tidak pernah berubah, masih menjadi kota dengan berbagai macam rasa Masih menjadi tempat ribuan migran menggantungkan jutaan harapan kehidupan Selamat pagi, Jakarta Kali ini aku menikmatimu dari salah satu sudut kotamu Dari sini, kau terlihat sangat teduh dan baik, tidak berisik Selamat pagi, Jakarta Mari kita mulai perjuangan yang sudah direncanakan Semoga kali ini, semesta dan d
Ada sesuatu yang seketika menyadarkan Bahwa aku agaknya terlalu memaksakan Memaksakan kita untuk tetap berdampingan Ku kira kita selama ini beriringan Agaknya itu semua hanya khayalan Semoga aku bisa lebih mengikhlaskan Bahwa kenyataan kadang tak sesuai dengan keinginan --- Izin pamit, Selamat meneruskan perjuangan
Tidakkah kamu mengambil pelajaran bahwa setiap penantian dalam sabar dan iman akan selalu membuahkan hasil? Layaknya kesabaran nabi Ibrahim dalam menanti kehadiran yang tercintanya, nabi Ismail --- Selamat hari raya idul adha!💖
Pagi ini ada yang terbangun dengan perasaan sedih Ntah untuk alasan apa Mungkin hanya karena mimpi, pikirnya Atau mungkin karena ada sesuatu yang baru ia sadari? Bahwa kamu, tidak mungkin bisa lagi dimiliki Biar sedihnya yang nanti memberitahunya
"Sesungguhnya kita tidak perlu takut dengan kepergian. Karena setiap dari kita pasti akan menghadapinya. Entah kita ditinggal pergi oleh orang2 yg kita sayang, atau bahkan justru kita yg pergi meninggalkan. Semua hanya perkara waktu, dan kita harus siap." - Bapak Quraish Sihab, 2017
Terimakasih, sudah membuatku menjadi lebih paham. Bahwa, ada beberapa hal (bahkan banyak hal) yang tidak pernah bisa kita paksakan dalam hidup. Tidak peduli sekeras apapun kita berjuang, jika memang Allah berkehendak tidak, maka selamanya akan menjadi tidak.
"Semangat ya. Yakin Allah Maha Adil. Insya Allah tidak ada yang sia sia dalam perjuangan melaksanakan kewajiban." - Best Advice of The Week💛
Kali ini apa lagi? Masih berkeras untuk tidak melangkahkan kaki? Keyakinanmu terlalu kuat dalam penantian ini Tidak kasihankah kamu melihat dirimu sendiri? Hatimu tidak akan pernah mau mengerti Dia hanya menjalankan apa yang dia yakini Sedangkan logikamu, sudah lelah untuk membuat hatimu mengerti Kali ini apa lagi? Semoga saja yang lalu tidak terulang kembali
Ada satu hal yang kubenci mengenai percakapan tentang sebuah perasaan Saat apa yang kau ucapkan , tidak tentu benar kau rasakan Kau bilang aku menyenangkan, tapi aku salah mengartikan Kau bilang aku memilukan , tapi lagi aku salah mengartikan Tidak ada sebuah kepastian dalam perbincangan akan sebuah perasaan Kau bisa katakan aku menjengkelkan , tapi diam diam masih kau rindukan Kau bisa katakan aku memabukkan , tapi diam diam aku ingin kau lenyapkan Ada satu hal yang kubenci mengenai percakapan tentang sebuah perasaan Saat apa yang kita rasakan , tidak bisa benar benar kita utarakan --- 6/4/2017 Untuk semua perasaan yang terlanjur menguap sebelum sempat terungkapkan

Teruntuk yang tidak akan pernah terganti

Ada yang cintanya luar biasa tak terhingga , bahkan sudah sejak aku belum ada Ada yang terus menerus menyebutkan namaku di setiap doa doanya , bahkan hingga aku kini beranjak dewasa Ada yang tetap bangga , bahkan meski sering ku buat kecewa Sayangnya , aku sering lupa. Cintanya tertimbun oleh segala hal yang ku namai usaha menggapai masa depan . Sayangnya , aku sering lupa. Rasa sayang dan pedulinya terhalang oleh segala hal yang kusebut mimpi untuk hidup yang lebih baik. Sayangnya, aku sering lupa. Bahwa umur kami, sama sama berkurang setiap hari. Sayangnya, aku sering lupa. Ada yang mencintai aku hingga tak terkira . - teruntuk yang tidak pernah membuat kecewa, mama dan papa.
"Jadi, gimana caranya km kemaren bisa maafin dia dan milih buat benerin lagi semuanya bareng2 ?" " Mungkin ..karena rasa kecewaku gak lebih besar dari rasa sayangku " " Meski lingkunganmu udah bilang dia gak baik?" "..iya."
Untuk apa memulai kembali, Jika memang akhirnya akan sama lagi? Untuk apa memulai kembali, Jika berujung ada salah satu yang akan tersakiti, lagi. --- Surabaya, menjelang pagi, masih karena luka yang kau beri
Wahai hati, Ku mohon jangan bersedih Coba agak lebih kuat sedikit lagi Tidak akan ada yg sia sia dalam menanti Wahai hati, Ku mohon jangan bersedih Yakinlah bahwa nanti suatu hari Semua ini akan berhenti Wahai hati, Ku mohon jangan bersedih Sabarlah sedikit lagi Yang terbaik pasti ingat jalan untuk kembali Wahai hati, Ku mohon jangan bersedih Tugasmu hanya memperbaiki diri Tak perlu kau merisaukan ini Wahai hati, Ku mohon jangan bersedih Sudahlah.

How if?

"Because for me, there is still unfinished things between us. But I think, it was already done for you." --- Then, how if both of you think the same way? :) It will forever be unfinished story between both of you

Rindu pertama di tahun 2017

Ternyata masih sama. Masih tetap memberi makna. Kau bilang tidak pergi kan? Aku juga. Kita masih sama. Hanya saja cara kita kini sudah berbeda. Tapi masih tetap satu makna. Jika kemaren kita bisa mudah bersua, Kini kita tetap bisa mudah mengirim doa. Ternyata masih sama. Ayo lanjutkan untuk saling menjaga. Semoga ini semua bisa menjadi nyata. - 18