Skip to main content

semoga bermanfaat^^

Gak ngerti kesamber apaan deh ya malem ini mendadak aku iseng googling info mengenai jual beli obligasi. awalnya googling karena pengen tau cara beli obligasi, tapi pas lagi asik asik googling mendadak kepikiran, "hukumnya jual beli obligasi di islam apaan ya? boleh gak sih kira kira hm." jadilah aku ganti topik yg dicari, langsung deh masukin keyword "obligasi dalam pandangan islam" nah kebetulan aku nemu beberapa blog yang isinya cukup memuaskan buat ngejawab rasa penasaranku.

Anw sebelumnya mungkin ada yg kurang paham bedanya saham sama obligasi apaan. hm, kalo bahasa gampangnya sih kalo kita misal punya saham di perusahaan A, nah berarti kita udah termasuk jadi salah satu pemilik perusahaan A itu tadi, jadi kita sebagai pemegang saham bisa untung atau juga rugi, tergantung sama keadaan perusahaannya. nah kalo obligasi itu surat hutang jangka panjang yg diterbitin sama pemerintah/perusahaan, di obligasi juga udah di tetapin tanggal jatuh temponya. nah kalo di obligasi ini, pemerintah/perusahaan itu yg minjem uang ke kita, terus kita dikasih kayak lembaran kayak kupon gitu kayaknya. nanti kalo udah waktunya jatuh tempo, duit kita bakal dikembaliin, plus bunga yg udah ditentuin waktu di awal. kalo masih bingung sama penjelasanku mending klik ini aja deh ya -> saham & obligasi

Nah kalo udah paham bedanya, sekarang baru deh aku bagiin info tentang obligasi & saham dalam pandangan islam..
kalo dari blog ini , ditulis sebagai berikut:

1. Dr. Mahmud Syalthouth mantan Rektor Universitas al-Azhar Mesir, berpendapat bahwa jual-beli saham itu dibolehkan oleh Islam sebagai akad “mudharabah”, karena pemilik saham ikut menangung untung dan rugi (profit and loss sharing); sedangkan obligasi diharamkan oleh Islam, karena didalamnya mengandung praktek riba berupa fixed return/interest yang bersifat permanent/tetap. (Syalthouth:355);

2. Dr. Yusuf al-Qordhawi dalam pembahasannya menjelaskan, bahwa menerbitkan saham, memiliki dan menjualbelikan serta melakukan kegiatan bisnis saham adalah halal, tidak dilarang dalam Islam, selama perusahaan yang didukung oleh dana saham tersebut tidak melakukan kegiatan bisnis yang terlarang, misalnya membuat minuman keras atau melakukan praktek ribawi. Adapun obligasi hukumnya dilarang, karena mengandung praktek riba (Dr. al-Qordhawi: Juz I h. 251-522);

3. Dr. Wahbah Az-Zuhaily menegaskan, bahwa melakukan kegiatan bisnis saham, hukumnya halal menurut agama, sedangkan bisnis obligasi itu haram, karena padanya mengandung praktek ribawi berupa bunga. (Dr. Wahbah Azzuhaily : Juz II h. 774);

4. Syaikh Abdurrahman Isa berpendapat, bahwa jual beli saham itu diperbolehkan oleh agama, termasuk saham-saham yang dipergunakan untuk mendukung perbankan, sekalipun sebagian besar kegiatan perbankan itu untuk perkeriditan dengan sistem bunga, karena keberadaan bank dewasa ini dalam tatanan ekonomi negara modern sebagai lembaga yang harus ada dan bersifat dlarurat, oleh karena itu saham untuk mendukung perbankan adalah halal

Dari keterangan-keterangan yg di tuliskan di atas, bisa disimpulin kan kalo kita beli saham suatu perusahaan itu hukumnya diperbolehkan dalam islam tapi, kalo kita jual beli obligasi, itu hukumnya tidak boleh (haram) dalam islam karena mengandung unsur ribawi (memberi hutang kepada orang lain dengan mengharap kembali yang lebih besar dari sesuatu yang dipinjamkan)

Tapi, kepemilikan saham juga bisa jadi haram kalo misalkan saham yang kita beli itu adalah saham dari perusahaan perusahaan yang penghasilannya dari praktik haram, misalkan, perusahaan minuman keras, judi, dsb. untuk lebih lengkapnya bisa di lihat disini

Itu semua beberapa ilmu yang baru aja aku dapetin dan bisa aku bagi buat semuanya, semoga bermanfaat. tapi tetep sekali lagi semuanya itu kembali lagi ke niat masing masing yaa^^

Wallahu a'lam

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Opinion : Bad Words and blah blah blah

Sometimes, remain silent is the best thing you can do --- Yak, setelah sempat hiatus beberapa waktu, akhirnya aku muncul lagi mengisi kesepian di blog ini~ Sebenernya, aku cuma lagi ingin meracau. Bukan, lebih tepatnya menyuarakan(?). Menyuarakan sesuatu yang belakangan waktu ini cukup menganggu ketenangan hidupku Disclaimer : yang akan ku tulis disini nyata yaa, tapi gak semuanya aku yang mengalami, but it still annoys me, a lot :)) --- I don't know how to start the story karena emang anaknya bukan tipe story teller yang baik wkwk Then, how if we start with the core??? I think it would be much better :)) Jadi, intinya...beberapa waktu terakhir, aku sedang berada di posisi berusaha untuk mengendalikan segala perkataanku. Niat awalnya adalah agar segala apa yang aku katakan adalah hal - hal yang memang baik dan (semoga) bermanfaat. Tapi, jika memang aku tidak berkata baik, setidaknya aku sangat amat berusaha untuk lebih hati - hati dalam menyusun setiap kalimat yan...

Ekonomi Pembangunan adalah...

hai hai haiii :3 finally can write again for this blog :3 sebenernya kalo ada yang kepo, aul kuliah dimana sih? fakultas apa sih? jurusan apa sih? kok kayaknya hebring banget sampe jadi jarang update blog.. that's the point! postingan kali ini sengaja dibikin buat semua pembaca setia blognya aul *emang ada? =))* khususnya buat adek adek yang udah sma dan butuh referensi pilihan jurusan buat kuliah, mungkin jurusannya aul bisa sedikit memberi pencerahan :3 so, here we go.. aul kuliah di salah satu universitas negeri di surabaya.. di fakultas ekonomi dan bisnis...jurusaaaaan Ekonomi Pembangunan Apasih Ekonomi Pembangunan? Jadi, ekonomi pembangunan itu bukan jurusan baru. Itu jurusan udah lama banget. Bahkan dedengkotnya FEB itu justru ekonomi pembangunan. Masa sih? Emang dulu namanya apa? Jadi..dulu itu nama dari jurusan ini itu banyak banget. pernah pake nama Studi Pembangunan  pernah juga jadi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan  sampe pada akhirnya jadi Ekonomi Pembangu...

Upgrading Myself (Ver 2.2.1) : Chroceting Class

"Pokoknya aku pengen bisa merajut" --- Sudah sekitar nyaris satu tahun terakhir ini, merajut menjadi salah satu hal penting yang harus bisa aku lakukan. Sebetulnya, keinginan bisa merajut itu sendiri bukan tanpa alasan. Aku punya alasan yang cukup kuat yang memang benar - benar mendorong aku untuk kekeuh berjuang bisa merajut. Tapi untuk yang ini, kita skip dulu ya. Karena di postingan kali ini, bukan itu yang mau dibahas. --- Setelah memutuskan untuk memasukkan merajut kedalam list skill yang aku harus mampu, aku langsung memberanikan diri untuk menceritakan salah satu keinginanku ini ke orang - orang terdekatku. Berdiskusi dan meminta saran tentunya. Termasuk meminta arahan tentang "bagaimana cara aku memulai?" dan kemudian didapati rata - rata jawabannya adalah "yasudah, coba ikut kursus aja" Karena memang niatnya bener - bener pengen banget bisa merajut, jadilah setahun terakhir aku juga berusaha mencari tahu tempat kursus merajut yang biaya da...