Skip to main content

#13 : Teguran

23 Oktober 2017
---
"Yasudah nduk, gapapa. Jangan sedih terus begitu. Toh kamu perempuan" ujar beliau saat itu, masih berupaya menenangkanku yang sedang merasa terpukul oleh keadaan.

Aku hanya mengangguk, sambil sesekali mengusap air mataku yang ntah kenapa rasanya sulit sekali untuk berhenti saat itu.

Sesungguhnya, mendengar wejangan itu membuat separuh dari perasaanku menjadi tenang. Seakan membuatku kembali ingat bahwa kewajibanku nanti sebagai perempuan adalah untuk taat pada suami dan menjadi madrasah utama bagi salih dan salihah ku kelak.

Tapi, ada satu suara kecil yang mengusik ketenanganku saat itu. Suara suara yang munculnya dari salah satu sudut hatiku. Suara suara yang sedang berusaha untuk berontak, berusaha ingin sedikit membantah pendapat tersebut. Suara suara yang menganggap bahwa aku, perempuan, mempunyai hak yang sama untuk bermimpi menjadi hebat.

Namun yang bisa ku lakukan saat itu hanya terdiam. Sambil menikmati pertempuran yang terjadi dalam batin dan pikiranku. Sebagian dari aku menyangkal bahwa bukan berarti mau melawan ajaran agama, hanya saja aku merasa punya hak yang sama. Sedang sebagian dariku yang lain berteriak bahwa apalah yang perlu ku kejar dari dunia yang segalanya hanya berisi fana ini.

Sebelum perdebatan batinku semakin menjadi, ku pilih untuk menlangkahkan kaki. Mencoba menenangkan diri. Kembali mengadu pada Sang Illahi. Berusaha pasrah agar dituntun mendapat jalan yang memang di ridhoi.

---
Surabaya, malam selepas hujan

Comments

Popular posts from this blog

Opinion : Bad Words and blah blah blah

Sometimes, remain silent is the best thing you can do --- Yak, setelah sempat hiatus beberapa waktu, akhirnya aku muncul lagi mengisi kesepian di blog ini~ Sebenernya, aku cuma lagi ingin meracau. Bukan, lebih tepatnya menyuarakan(?). Menyuarakan sesuatu yang belakangan waktu ini cukup menganggu ketenangan hidupku Disclaimer : yang akan ku tulis disini nyata yaa, tapi gak semuanya aku yang mengalami, but it still annoys me, a lot :)) --- I don't know how to start the story karena emang anaknya bukan tipe story teller yang baik wkwk Then, how if we start with the core??? I think it would be much better :)) Jadi, intinya...beberapa waktu terakhir, aku sedang berada di posisi berusaha untuk mengendalikan segala perkataanku. Niat awalnya adalah agar segala apa yang aku katakan adalah hal - hal yang memang baik dan (semoga) bermanfaat. Tapi, jika memang aku tidak berkata baik, setidaknya aku sangat amat berusaha untuk lebih hati - hati dalam menyusun setiap kalimat yan...

Ekonomi Pembangunan adalah...

hai hai haiii :3 finally can write again for this blog :3 sebenernya kalo ada yang kepo, aul kuliah dimana sih? fakultas apa sih? jurusan apa sih? kok kayaknya hebring banget sampe jadi jarang update blog.. that's the point! postingan kali ini sengaja dibikin buat semua pembaca setia blognya aul *emang ada? =))* khususnya buat adek adek yang udah sma dan butuh referensi pilihan jurusan buat kuliah, mungkin jurusannya aul bisa sedikit memberi pencerahan :3 so, here we go.. aul kuliah di salah satu universitas negeri di surabaya.. di fakultas ekonomi dan bisnis...jurusaaaaan Ekonomi Pembangunan Apasih Ekonomi Pembangunan? Jadi, ekonomi pembangunan itu bukan jurusan baru. Itu jurusan udah lama banget. Bahkan dedengkotnya FEB itu justru ekonomi pembangunan. Masa sih? Emang dulu namanya apa? Jadi..dulu itu nama dari jurusan ini itu banyak banget. pernah pake nama Studi Pembangunan  pernah juga jadi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan  sampe pada akhirnya jadi Ekonomi Pembangu...

Upgrading Myself (Ver 2.2.1) : Chroceting Class

"Pokoknya aku pengen bisa merajut" --- Sudah sekitar nyaris satu tahun terakhir ini, merajut menjadi salah satu hal penting yang harus bisa aku lakukan. Sebetulnya, keinginan bisa merajut itu sendiri bukan tanpa alasan. Aku punya alasan yang cukup kuat yang memang benar - benar mendorong aku untuk kekeuh berjuang bisa merajut. Tapi untuk yang ini, kita skip dulu ya. Karena di postingan kali ini, bukan itu yang mau dibahas. --- Setelah memutuskan untuk memasukkan merajut kedalam list skill yang aku harus mampu, aku langsung memberanikan diri untuk menceritakan salah satu keinginanku ini ke orang - orang terdekatku. Berdiskusi dan meminta saran tentunya. Termasuk meminta arahan tentang "bagaimana cara aku memulai?" dan kemudian didapati rata - rata jawabannya adalah "yasudah, coba ikut kursus aja" Karena memang niatnya bener - bener pengen banget bisa merajut, jadilah setahun terakhir aku juga berusaha mencari tahu tempat kursus merajut yang biaya da...